Selasa, 14 Februari 2012

FF (ONESHOOT) > Teru Teru Boozu, Please Don’t Stop The Rain Fall

kalo FF yg satu ini, dari salah satu member SJFF >  http://www.facebook.com/pages/Super-junior-fanfiction/158231157541053 ), jadi, FF ini, dibuat untuk "PENDAFTARAN CALON admin " di SJFF, dgn main cast nya, salah satu admin di SJFF, and utk FF Teru Teru Boozu, Please Don’t Stop The Rain Fall ini, kebetulan maincast na tuh aq, Park yooNkyu (itu adalah nama korea qu).

okrey dh, CEKODOT aj yua guys....




Tittle : Teru Teru Boozu, Please Don’t Stop The Rain Fall
Author : Aozora-tomomi (@aozoratomomi/Prima Nur Cahyaningrum)
Genre : Romance
Rating : PG-15
Lenght : Oneshoot

Cast :
Kim Heechul
Cho Yoonkyu
Super Junior
Aoi Hazegawa

Theme song (must listen) : Evanescence - My Immortal

*****

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Itsuka no yume no sora no yō ni
Haretara kin no suzu ageyo

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Watashi no negai wo kiita nara
Amai o-sake wo tanto nomasho

Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Moshi mo kumotte naitetara
Sonata no kubi wo chon to kiru zo

*****
Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
Like the sky in a dream sometime
If it’s sunny I’ll give you a golden bell

Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
If you make my wish come true
We’ll drink lots of sweet booze

Teru-teru-bozu, teru bozu
Do make tomorrow a sunny day
but if it’s cloudy and I find you crying
Then I shall chop your head off


Osaka, Juni 2009

*Cho Yoonkyu POV

Sudah beberapa menit aku duduk di bangku halte ini. Menunggu bis yang jadwal kedatangannya sebenarnya masih sedikit agak lama. Kesempatan menikmati hujan, betapa aku sangat suka hari hujan, seperti saat ini. Hanya duduk di sini sendiri dan sesaat memandangi langit. Mengalun lembut instrumen piano mengiringi lagu My Immortal yang dibawakan oleh Evanescence dari headset ipodku. Kupejamkan mataku untuk menghirup udara segar akibat guyuran hujan yang menyentuh tanah dan segala di sekitarku. Saat kubuka mataku, aku terkejut karena sudah ada seorang gadis kecil berumur sekitar 5 tahun duduk disampingku, memandangiku seperti melihat sesosok makhluk asing. Heran, datar dan penasaran, itulah yang tampak diwajah gadis kecil itu saat menatap lekat padaku.

“Naze oneechan wa sono youni ame wo mistumeru no desuka?”(trans: mengapa kakak memandangi hujan seperti itu?) kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibir gadis kecil yang sangat manis itu.

“Heeeh, uh.. ame ga sukidakara” (trans: karena aku suka hujan) jawabku sambil tersenyum padanya.

“Hitori desuka, daijoubu desuka, oneechan wa?” (trans: apakah kakak sndirian, kakak baik-baik saja?)

Mengapa gadis cilik ini bertanya aneh seperti ini, dia terlihat jadi lebih dewasa dari umurnya dengan pertanyaannya yang menyelidik dan pandangannya yang agak curiga ini.

“Mochiron, hitori demo daijoubu yo. Doushitano?” (trans: tentu saja, meskipun sendirian aku baik-baik saja kok. Memangnya kenapa?”)

“Iee, nanimo arimasen.” (trans: tidak, tidak ada apa-apa kok) jawabnya singkat dan memalingkan pandangannya ke depan. Kemudian bergumam dengan bahasa yang tak dapat kumengerti.

Bukankah gadis ini yang aneh, dia juga sendirian tapi tidak takut. Kulihat gadis kecil ini memakai rok selutut berwarna pink dan badannya dibalut jas hujan transparan serta membawa payung kecil. Di tas ranselnya tergantung sebuah boneka teru teru boozu mungil.

“Ini, kakak sepertinya membutuhkannya.” Gadis itu memberikan boneka teru teru boozunya padaku.

“Kenapa kau berikan ini padaku adik manis?” tanyaku heran.

“Karena kulihat kakak tidak suka membawa payung juga tidak memakai jas hujan. Jika kakak bawa ini, bisa mendatangkan hari cerah. Itu... bukankah kakak seharusnya bergegas” ucapnya sambil menunjuk selembar kertas yang kuselipkan pada majalah dan kuletakkan di samping tempatku duduk. Kutenggok kertas yang ditunjuk gadis cilik itu, menyembul tepat pada bagian jadwal kegiatanku hari ini. Pukul 9 pagi reharsal, Kyocera Dome, Osaka.

“Kyaaaaaaaaa....aku akan terlambat jika begini. Mana bis belum datang, hujan juga belum reda, aduh bagaimana ini!!” jeritku panik dan membuat pandangan gadis kecil itu semakin heran.

“Ah..kore wa arigatou ne! Ja matta” (trans: terima kasih untuk ini. Sampai jumpa) Aku bergegas berlari mencari taksi dan meninggalkan gadis itu melongo melihatku.

Hari ini impianku sejak bertahun-tahun lamanya akhirnya akan terwujud. Setelah lolos audisi bertahap-tahap yang melelahkan, aku terpilih untuk bisa sepanggung dengan mereka. Super Junior, mereka adalah impianku. Tidak sia-sia aku berlatih semua tarianku selama ini. Tentu saja, aku juga akan bertemu dengan Heechul oppa. Namja impianku.

*****

*Heechul POV

Hujan deras mengguyur Osaka sejak semalam. Jangankan pergi keluar, untuk bangun saja aku sangat malas. Aku sangat membenci hari hujan seperti sekarang. Karena ini akan mengingatkanku pada Hangeng. Mengingatkan kenangan saat merakyakan ulang tahunku di bawah guyuran hujan bersamanya. Hangeng sudah memilih jalannya, dan ini membuatku sedih. Menurut prakiraan cuaca televisi lokal, bulan ini adalah puncak musim hujan di Jepang. Artinya akan sering terjadi hujan dan itu cukup meyebalkan bagiku. Banyak jadwal yang harus aku lakukan hari ini, tapi benar-benar tak sanggup membuka mata meskipun hanya untuk mengintip di balik kelopak mataku.

“Yaah...Chulie, irona pali. Jangan sampai kita terlambat ke gedung pertunjukkan, banyak yang harus kita lakukan.” Leeteuk menghambur ke kamarku dan menyibakkan selimut yang masih membungkus tubuhku. Aiiisshhsh..hyungku satu-satunya ini sangat mengganggu. Aku bahkan tak pernah memanggilnya hyung.

Tanpa banyak bicara aku hanya segera bergegas mandi dan bersiap. Saat turun ke bawah semuanya sudah menungguku di mobil menuju Kyocera Dome. Dua malam ini kami akan tampil dalam Super Junior special stage untuk album ketiga.

Mobil kami beriringan berjalan menyusuri jalan utama kota Osaka. Meskipun tidak sebising Tokyo, Osaka juga kota besar dan banyak orang sudah memulai aktifitasnya di jalan-jalan. Beberapa terlihat memakai payung juga jas hujan untuk melindungi tubuh mereka dari derasnya hujan. Mobil berhenti ketika tepat di perempatan lampu merah. Tidak ada ELF terlihat mengikuti perjalanan kami menuju Kyocera Dom. Jalan raya justru terlihat sedikit lengang.

Berusaha mengusir jenuh, kucoba menyapukan pandangan ke beberapa sudut jalan di luar kaca mobil. Embun nafasku menempel pada kaca dan kuusap dengan telapak tangan untuk mengenyahkannya. Sudut mataku tertambat pada sesosok yoeja dengan pakaian sedikit awut-awutan. Dia mengenakan matel tebal, dengan rambut dikepang dua kanan dan kiri, serta kakinya dibalut kaos kaki panjang berwarna-warni dibawah rok mininya dengan menenteng tas dekil dipundak kirinya. Yoeja itu duduk sendiri di halte bus tepat di sebelah mobil ini berhenti, terlihat sedang mendengarkan sesuatu dari headsetnya. Matanya seolah nanar memandang langit yang sedang menangis.

“Aneh sekali, di hari hujan begini dia bahkan tidak membawa payung atau jas hujan. Bukankah sejak semalam hujan sudah turun? Jika begini kejadiannya, stasiun tv akan merugi dan sia-sia sudah menayangkan prakiraan cuaca”

“Hyung apa yang kau bilang?” Kyuhyun menepuk pundakku heran dengan gumamanku yang lebih kutujukkan pada yoeja di halte itu.

“Bukan urusanmu bocah” sahutku ketus padanya membuatnya menjauhkan kepalanya, sebenarnya aku tidak terlalu mendengarkan tegurannya. Ku alihkan pandangan ke arah jalanan di depan.

“Sepertinya mood Heechul hyung sedang tidak bagus. Sebaiknya kau menyingkir Kyunie, atau dia bisa memakanmu” kudengar bisik-bisik di bagian belakangku, suara cempreng yang kukenali sebagai suara Eunhyuk.

Mobil melaju kembali setelah lampu rambu-rambu menyala hijau, tapi entah mengapa rasanya pemandangan penampilan yoeja itu menarik perhatianku. Wajahnya tadi sangat absurd tergambar sesuatu yang sangat polos dan murni atau bodoh lebih tepatnya.

*****

Acara reharsal ini akan membuatku gila. Kenapa tidak langsung shownya saja sih. Bukankah kami juga sudah berlatih berrminggu-minggu lamanya untuk mempersiapkan konser ini. Hujan benar-benar merusak moodku hari ini, padahal aku dituntut terus tersenyum di hadapan semua fans nanti malam. Dari semua latihan yang kubenci adalah latihan dance. Semua tahu aku tidak suka menari meskipun gerakan menariku sedikit lebih baik dari Yesung.

“Yaaa..yaaa...Chulie, itu gerakanmu salah lagi. Kita sudah berlatih berminggu-minggu. Kenapa bagian itu masih selalu salah sih. Apa perlu guru koreonya langsung yang mengajarimu?” Leeteuk mengomeliku karena selalu salah pada gerakan yang sama. Sial rasanya benar-benar menyebalkan.

“Kau....Heechul pergilah bersama Donghae dan Eunhyuk untuk melatih dancemu tadi di backstage. Ingat Chulie kau ada perform solo juga kan, berlatihlah dance dengan penarinya.” Ucap manager Kim menambah kekesalanku.

“Hyung, aku tidak sanggup mengajarimu lagi.” Enhyuk sudah tampak menyerah dengan semua gerakan yang mereka ajarkan padaku.

“Nde hyung aku juga. Penari latarmu yang akan menari duet saat perform solomu nanti belum datang ya? Seharusnya dia ada untuk berlatih gerakan terakhir denganmu.” Donghae mengingatkanku bahwa aku masih ada satu latihan dance terakhir dengan penari talent.

“Ah sudahlah, aku ke ruang ganti sebentar” aku pun keluar dari backstage berjalan melewati lorong berniat kembali ke ruang ganti. Dari kejauhan terlihat seorang yoeja yang sedang berlari dengan tergesa-gesa dan tanpa sengaja menyenggol pundakku.

“Sumimasen...hountouni sumimasen” (trans: maafkan saya, benar-benar mohon maaf) ucapnya singkat dan menoleh ke arahku.

“Kau orang Korea? Ah ounnie choesong hamnida...aku buru-buru jadi menabrakmu” sambungnya kemudian dan menyalamiku sambil tersenyum kemudian meninggalkanku begitu saja dengan wajah bingung. Sesaat kulihat sebuah benda berwarna putih tadi terjatuh dari tas dekil yang ditentengnya.

Sebuah boneka? Boneka apa ini seperti pernah melihatnya. Bentuknya hanya seperti biksu dengan kepala plontos dan mengenakan rok panjang. Boneka yang aneh.

“Hey..kau menjatuhkan ini…” belum sempat kuselesaikan kalimatku dia sudah menghilang dari pandanganku.

“Mwo? Ounnie katanya? Hyaaaa....gadis itu..haissshhhh. Tunggu dulu yoeja itu kan... mimpi apa aku semalam bisa bertemu dengannya dan dipanggil ounnie. Apakah aku benar-benar secantik itu? Dia bisa bahasa Korea, apakah dia juga orang Korea?” berbagai macam pertanyaan di kepalaku membuatku hampir gila.

Saat masuk ruang ganti benda pertama yang ingin kujumpai adalah cermin. Kupandangi wajahku di cermin dan kaget melihatnya.

“Pantas saja dia memanggilku ounnie, lihatlah riasan yang belum selesai ini. Omooo…aku bahkan lebih manis dari Sohee...hehehehehe” gumamku terkekeh sendiri melihat bayanganku di cermin yang ternyata sangat luar biasa cantik (?). Kalau gadis itu mengenaliku sebagai anggota Super Junior dia pasti akan histeris dan pingsan (?).

Setelah mengambil beberapa perlengkapan yang kubutuhkan, aku kmbali ke backstage untuk melatih gerakan terakhirku bersama dancer talent yang terpilih dari audisi.

“Hyung, kenapa lama sekali. Lihatlah Leeteuk hyung sampai ketiduran” Donghae menyemburku dengan omelan saat aku tiba di tempat latihan tadi dan melihat Leeteuk tertidur di salah satu bangku yang ada di tempat itu. Kasihan sekali Leeteuk harus mengatur segalanya sampai tidurnya lebih sedikit dibandingkan kami semua.

“Biarkan saja dia tertidur, jangan kalian ganggu sampai saatnya harus konfrensi pers nanti arra?” ancamku pada yang lain. Aku tidak suka melihat Leeteuk terlalu lelah. Kuambil sehelai kain untuk menyelimutinya dan kembali pada yang lain untuk berlatih dance lagi.

“Anyeong haseo...choesong hamnida karena terlambat” suara seorang yoeja yang tiba-tiba masuk di tempat kami sedang melatih tarianku.

“Kau yoeja yang tadi menabrakku dan..tunggu, kau juga yoeja yang sama dihalte itu” seruku heran melihatnya berada di sini.

“Apakah aku mengenalmu? Atau kita pernah bertemu?” dia bertanya dengan matanya yang bulat menatap tajam tepat di retina mataku membuat jantungku berdegup kencang.

“Aaahh..ounnie yang tadi kutabrak, tapi kenapa suaramu agak ngebas begitu? Apakah kau sedang batuk? Aku tidak tahu kalau ounnie adalah salah satu crew di sini” tanyanya polos dan semua di ruangan itu tertawa terbahak-bahak terutama Kyuhyun yang merasa puas dengan keadaan ini.

“Mwo? Crew katamu? Ah lupakan saja. Aku salah orang” jawabku ketus. Aku tidak mau dia merasa terlalu pede dengan ucapanku tadi.

“Ounnie bukan crew ya? Choesong hamnida, aku diminta kemari untuk berlatih tarian bersama Kim Heechul. Hari ini akulah penari latar yang akan menari bersamanya” ucapannya mengalir deras dari bibirnya yang mungil dan uhh...kenapa bibirnya sangat memerah. Aku seperti melihat bayangan bibirku sendiri pada cermin. Tanpa sadar aku menelan ludahku sendiri dan terpana melihatnya yang sangat berbeda dengan saat tadi kulihat dia di halte bus.

“Itu dia orangnya, kalian berdua kami tinggal ya. Oh ya nona, hemmm, berhati-hatilah dia agak sedikit galak hari ini, jadi bersabarlah. Atau kau perlu untuk aku temani berlatih nona?” ucap Donghae sambil mengerlingkan mata genit ke arah gadis itu.

“Ah kamsa hamnida, tidak perlu. Lalu dimanakah Kim Heechul-sshi?” tanyanya yang semakin membuatku naik darah. Dia bahkan tidak mengenaliku, aku si bibir terseksi Kim Heechul Super Junior?

“Apa maksudmu nona?” Eunhyuk bertanya sambil melirik ke arahku dan menahan tawanya.

“Yaaah...kalian pergilah, berisik sekali sih” kuusir dua orang dongsaengku itu sebelum mereka mulai merayu gadis ini dengan cara yang aneh.

“Dan kau gadis cilik, siapa namamu? Berhentilah memanggilku ounnie. Karena meskipun aku sangat cantik aku masih namja normal arra?”

“Mwo? Jadi ounnie adalah Kim Heechul? Kenapa berbeda sekali dengan yang kulihat di TV. Ounnie ..eh maksudku oppa benar-benar sangat cantik. Naneun Cho Yoonkyu imnida. Kalau begitu bisakah kita mulai berlatih?”

“Tentu saja, memangnya mau menunggu tahun depan apa? Kau ini aneh sekali” kataku mencibir padanya.

Suasana yang sangat aneh kurasakan, ketika ternyata dia tersenyum manis dan tidak marah dengan cibiranku tadi. Ini membuatku sangat penasaran.

“Oppa, gerakan tarian duet kita tidak banyak jadi hanya beberapa gerakan saja yang harus dilatih, tapi kau ada tarian group yang masih belum baik, jadi aku sekalian diminta untuk mengajarimu.”

“Mworago? Yaakh...kau gadis kecil sepertimu kah yang jadi dancer dan mentorku? Siapa yang sudah memilihmu saat audisi huh?”

Lagi-lagi senyum padaku, seolah-olah tak punya emosi marah atau kesal saja. Jangan-jangan dia bukan manusia.

Terpaksa aku mengikuti gerakannya saat dia memulai. Kuperhatikan gerakan tubuhnya sangat lentur, badannya meskipun tidak terlalu tinggi tapi sangat proporsional. Setiap gerakan yang dihasilkannya benar-benar sangat memikat. Meskipun ini hanya latihan tapi dia sangat menjiwai setiap gerakan yang dilakukannya. Seperti sudah berada dipanggung besar. Apakah dia benar-benar penari profesional, menurutku ini adalah expert atau lebih tepatnya dia sangat ahli dengan semua tariannya.

Penampilannya juga sangat manis ternyata. Memakai hotpants dan snickers memperlihatkan kakinya yang jenjang, juga T-shirt dan jaket dengan jumper di belakang kepalanya. Kali ini kepangannya diikat menjadi satu ke belakang sehingga terlihat tengkuknya yang indah. Haissshhh...dia ini kenapa seperti mau menggodaku saja. Benar-benar sangat berbeda dengan gadis yang kulihat di halte bus tadi pagi.

“Hey...sudah-sudah cukup latihannya. Aku sudah bisa. Bukankah tadi kau lihat aku sudah mahir kan?”

“Nde, benar Heechul oppa sudah banyak kemajuan. Kita selesai saja latihannya dan beristirahat dulu” jawabnya dengan terus tersenyum dan meninggalkanku. Apakah dia sudah gila karena dari tadi terus tersenyum apa pun yang aku katakan.

Ah tunggu, boneka kecil itu tadi yang dijatuhkannya belum sempat kukembalikan padanya. Mungkin nanti saja setelah selesai pertunjukkan.

*****

*Cho Yoonkyu POV

Menunggu detik-detik naik panggung. Aku berdiri bersiap di back stage karena beberapa menit lagi adalah performance pertamaku di atas panggung besar, impianku yang menjadi kenyataan. Lampu-lampu yang meyinari Kyocera Dom pun meredup tanda pertunjukan akan segera dimulai.

Berdoa dan gugup, itulah yang sedang kurasakan saat ini. Meskipun hanya untuk dua malam, menjadi penari latar mereka dan bertemu mereka secara langsung benar-benar membuatku bahagia. Meskipun aku harus menahan diri untuk tidak memeluk mereka dan tetap bersikap profesional. Terutama terhadap Heecul oppa yang akan menari duet denganku nanti. Dia sangat manis. Hampir saja tadi siang salah mengira dia seorang yoeja. Benar-benar aslinya lebih manis dari yang tampak di layar kaca.

Semoga semua lancar dan baik-baik saja malam ini. Selangkah lagi aku akan benar-benar mewujudkan mimpiku. Hujan deras masih mengguyur Osaka di luar Kyocera Dom. Rasanya ingin sekali berlari keluar dan merasakan guyuran hujan. Bahagia saat hujan turun, dan lebih bahagia saat bisa bersama mereka Super Junior di atas panggung megah yang sama. Bersama-sama Super Junior melihat lautan sapphire blue.

Deg..deg..jantungku berdetak sangat kencang. Apakah karena aku terlalu merasa bahagia hari ini. Tapi rasanya kenapa semakin sakit. Nyeri ini terasa lagi, nyeri yang sama selama dua bulan ini. Aku tidak boleh menyerah sekarang, tidak sebelum malam ini berakhir. Tuhan berikan aku waktu lebih lagi, sedikit lagi, jebal. Rasanya sangat sesak dan menyakitkan. Pandangan mataku mulai kabur dan berkunang-kunang. Tubuhku serasa hilang keseimbangan. Aku pasti bisa bertahan, aku pasti bisa.

“Cho Yoonkyu, you are supergirl. Just hang on, ok?” bisikku pada diri sendiri menahan rasa sakit di dadaku.

“Gwenchana?” tanya sebuah suara di sampingku yang terdengar khawatir. Kupandang samar-samar seorang namja berwajah malaikat di sampingku mengrenyitkan dahinya dan memegangi lenganku, seolah ikut menopang tubuhku yang mulai limbung. Uhmm…kurasa apakah aku bertemu malaikat yang akan menjemputku? Kemudian semua berubah menjadi gelap.

*****

* Kim Heechul POV

Sudah separuh jalan konser malam ini berlangsung. Tapi sejak tadi tidak kulihat gadis itu. Bukankah dia akan menjadi duet dancerku saat perform soloku sebentar lagi?

“Chulie, kata manajer Kim ada perubahan arahan dari stage director. Kau perform solo dengan dancer pengganti” Leeteuk membuyarkan pikiran sesaatku.

“Mwo? Lalu kemana gadis tadi yang berlatih bersamaku? Bukankah dia yang lolos audisi di peringkat pertama? Kenapa baru memberi tahu sekarang” ucapku kesal dengan perubahan jadwal ini.

“Gadis itu terjatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit tadi saat kita membuka konser malam ini. Aku sengaja tidak langsung memberitahumu juga yang lainnya karena aku takut ini akan mempengaruhi konsentrasi kita.” Leeteuk memberi penjalasan padaku dengan terbersit perasaan bersalah di wajahnya yang terlihat sangat jelas.

“Apa yang terjadi dengannya? Apakah dia terluka atau cedera?”

“Anniya, kau tidak usah khawatir. Setelah pertunjukkan ini kita semua akan ke rumah sakit untuk mengetahui keadaannya. Bagaimanapun dia juga seorang ELF.” Jawab Leeteuk mencoba menenangkanku. Tapi dia pun tahu usahanya sia-sia, karena berita ini membuat moodku semakin buruk setelah sejak pagi sudah dirusak oleh hujan dan jadwal latihan yang melelahkan, berita ini benar-benar menghancurkan semua suasana hatiku. Bagaimana pun sebentar lagi giliranku perform solo dan tanpa gadis itu. Aku harus tetap professional, meskipun dalam hatiku rasanya ingin semua cepat selesai. Entah mengapa aku menghawatirkan gadis itu. Apa yang sebenarnya terjadi?

*****
Kulihat seorang yoeja menangis saat berbicara dengan dokter yang memeriksa dan menangani Yoonkyu dengan bahasa Jepang yang tidak ku mengerti. Yoeja itu kemudian terduduk lemas di bangku tunggu di luar kamar tempat Yoonkyu dirawat. Kabar yang kudengar dari Leeteuk, Yoonkyu dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Benarkah itu?

“Apakah anda keluarganya?” tanyaku pada sang yoeja yang masih terlihat berlinang air mata.

“Bukan, aku bukan keluarganya. Tapi akulah keluarga satu-satunya yang dilmilikinya sekarang. Dia teman serumahku” jawab yoeja itu sedikit terbata-bata karena isakan tangisnya.

“Maksudmu, apakah dia sebatang kara?”

“Iya, dia sudah yatim piatu sejak umur 5 tahun dan dibesarkan di sebuah panti asuhan di Korea. Setelah lulus SMA dia mendapat beasiswa karena prestasi menarinya untuk belajar ke Jepang. Dia selalu memimpikan hari ini. Hari dimana dia bisa satu panggung dengan kalian semua Super Junior. Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri selama ini. Tidak kusangka penyakitnya kambuh di saat terakhir dia akan tampil bersama kalian.”

“Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah penyakitnya parah?”

“Nde, dia menderita Atrial Septal Defect. Kelainan jantung bawaan sejak lahir. Ini bukan seperti penyakit jantung pada umumnya. Sejak lahir katup jantung bagian atasnya tidak sempurnya sehingga terdapat lubang. Dia pernah menjalani operasi dua kali tapi sepertinya operasinya hanya membuatnya bertahan hidup bebepa waktu. Dan dokter mengatakan harus dilakukan operasi lagi, tapi kemungkinan berhasil hanya 10 persen. Akibat kegagalan operasi sebelumnya telah menjadi kerusakan yang lebih parah di jantungnya. Selama ini Yoonkyu selalu tersenyum dan menutupi penderitaannya. Hanya kalianlah yang membuatnya tetap semangat. Terutama kau Heechul-sshi. Dia sangat menyukaimu. Ketika mendengar lolos audisi dan akan menjadi dancer pasangan duet denganmu dia sangat bahagia. Seharusnya dia tidak boleh merasa terlalu bahagia atau juga terlalu bersedih, karena itu akan berpengaruh terhadap kondisi jantungnya.”

Aku hanya bisa tertegun mendengar penjelasan dari yoeja yang ternyata bernama Aoi Hazegawa teman dan juga kakak untuk Yoonkyu. Hatiku miris mendengar semuanya. Jadi, dia selama ini tidak menceritakan riwayat penyakit bawaannya kepada tim audisi dan terus berjuang berlatih hanya demi untuk bertemu dengan Super Junior dan aku.

Aku adalah namja yang sangat jarang menangis untuk hal-hal yang menyedihkan. Tapi kali ini air mataku tak dapat kubendung. Mataku terasa sangat panas. Baru sebentar aku mengenal yoeja yang selalu tersenyum ini. Dia selalu tersenyum terhadap apa pun yang aku katakan, tersenyum disaat apa pun kondisinya. Dan menanggung semuanya sendiri sejak dia berumur 5 tahun. Perasaan kesepian yang tak tampak di wajahnya menggelayut di hatiku. Belum pernah kurasakan perasaan seperti ini sebelumnya karena seorang yoeja.

*****

*Cho Yoonkyu POV

Panggung yang sangat megah ini, disinilah sekarang aku berdiri. Aku sangat bahagia menari bersama Heechul oppa, The Cinderella Man. Music yang mengiringi kami dan suara merdu Heechul oppa membuatku bersemangat dengan semua gerakan yang sudah kami latih tadi siang. Semua benar-benar nyata. Oppa menggengam tanganku dan kami menari bersama sampai semua selesai dan barisan ribuan sapphire blue pun bertepuk tangan riuh. Cahaya lampu panggung pun meredup dan semua tampak gelap.

Dimana aku berada…? Aku seperti melayang di antara waktu. Kegelapan yang menyelimutiku berangsur menghilang dan tergantikan dengan cahaya putih menyilaukan. Mataku terasa sangat berat saat kucoba mengerjapkannya. Terlihat langit-langit sebuah ruangan yang terang dan begitu menyilaukan. Apakah pertunjukan akan dimulai lagi?

Saat mataku sudah benar-benar terbuka, kulihat sekelilingku. Aoi chan dan beberapa namja terlihat mengelilingiku. Wajah mereka begitu bersinar namun menyiratkan kesedihan. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku terbaring di sini?

“*Oneechan, doushitano? Doushite atashi wa kokoni iruno?” (trans: Kakak ada apa, kenapa aku ada di sini?) kucoba bertanya pada Aoi chan dengan suara tercekat dan terbata-bata.

“Yoonkyu-ah, kau tadi pingsan sebelum perform di atas panggung. Gomenne, (= mianhe, trans: maafkan aku) tapi kau tidak bisa meneruskannya lagi. Dokter benar-benar sudah melarangmu dengan kondisimu saat ini. Dan kau juga harus menjalani operasi lagi”

“Andweee….aku harus tampil, jebal.” Air mata ini tak terbendung lagi. Mimpiku, Tuhan kenapa kau mengambilnya lagi. Wae….

*****

Kesedihanku semalam masih terasa. Aku tidak ingin melakukan apa pun lagi saat ini. Dokter mengatakan aku harus segera dioperasi dan aku sudah tidak bisa berlatih untuk dance lagi dengan kondisiku sekarang. Tuhan mengapa kau pilih aku untuk menjadi seperti ini. Air mataku kembali mengalir deras, saat Aoi chan membawaku jalan-jalan dengan kursi roda untuk menghirup udara segar ke taman di lingkungan rumah sakit.

“Oneechan, bisakah tinggalkan aku sendiri?”

“Baiklah jika kau membutuhkan sesuatu telpon saja aku. Aku akan berada di kamar rawatmu?”

“Uh..wakatta” (trans: baiklah aku mengerti)

Beberapa saat sendirian di taman menghirup udara segar membuat hati sedikit tenang. Teringat semua kenangan saat audisi dan semua perjuangan yang sudah aku lewati untuk bisa berada di panggung itu. Apakah aku benar-benar tidak ditakdirkan untuk bisa satu panggung dan menari mengiringi mereka.

“Ige..pakailah sapu tangan ini untuk menghapus air matamu itu. Kau terlihat jelek sekali jika menangis” sebuah suara seorang namja mengagetkanku.

“Oppa sejak kapan kau ada di sini?”

“Hmmm…sejak kau hanya menundukkan kepala, mengangkatnya lagi dan menundukkannya lagi berkali-kali. Memangnya itu tidak membuatmu lelah?” Tanya namja yang ternyata adalah Heechul oppa.

“Uhmm..aku…” tak bisa kuselesaikan ucapanku dan hanya bisa terdiam sambil masih terisak.

“Aku temani kau berjalan-jalan berkeliling ya.” Heechul oppa mendorong kursi rodaku dan mengajakku menikmati udara dan cuaca yang sedikit mendung.

“Ige…benda ini terjatuh saat kau tidak sengaja menabrakku kemarin. Sebenarnya benda apa ini, kenapa bentuknya sangat aneh.” Oppa memberikan sebuah boneka mungil berwarna putih padaku.

“Ini namanya teru teru boozu, apakah oppa belum pernah mendengarnya?”

“Oh, boneka yang dipercayai sebagai penangkal hujan itu?”

“Nde, tapi lebih tepatnya boneka yang dipercayai untuk mencegah datangnya hujan dan mendatangkan hari yang cerah. Seorang gadis kecil memberikannya padaku kemarin. Dia bilang aku membutuhkannya karena kemarin aku tidak membawa payung juga jas hujan.”

“Lalu apakah dengan membawa ini hujan akan benar-benar tidak datang dan hari akan cerah?”

“Lihatlah hari ini hujan tidak turun, aku juga tidak percaya terhadap hal-hal seperti ini, tapi anak-anak kecil percaya jika menggantungkannya di luar rumah itu tandanya mereka menginginkan esok hari untuk menjadi hari yang cerah. Oppa, apakah kau tahu hujan banyak tidak disukai orang.”

“Tentu saja, aku juga tidak suka hujan. Segalanya kan jadi basah karena hujan dan becek ga ada ojek..ah minahe aku jadi ngelantur. Yang jelas hujan akan membuat suasana hatiku menjadi buruk, terutama saat harus teringat kenangan bersama Hangeng. Dan itu menyakitkan”

“Oppa, aku justru sangat menyukai hujan. Ketika berdiri di bawah guyuran air hujan, terasa segala hal buruk, segala kesedihan dan segala kesepian juga kesakitan seolah menghilang terbasuh hujan. Aku sangat suka berdiri menikmati hujan menyentuh kulitku, seperti semua hal yang tidak baik itu luruh dan aku merasa terlahir kembali.”

“Benarkah?”

“Nde oppa. Hari ini apakah oppa tidak pergi latihan lagi? Bukankah nanti malam masih harus tampil?”

“Nde, aku ijin sebentar untuk menjengukmu. Aku rasa aku tidak akan melakukan gerakan tarian dengan benar kemarin tanpa bantuanmu.”

“Itu karena memang oppa sudah mahir, hanya saja oppa tidak mau menunjukkannya pada yang lain. Apakah oppa punya alsan tertentu?”

“Anniya, aku hanya sedang tidak mood saja kemarin. Lagipula tampil di stage tanpa Hangeng membuatku selalu sedih”

“Seharusnya oppa kan bisa mengirimkan kabar jika oppa merindukan Hangeng oppa.”

“Nde, tapi akhir-akhir ini kami jarang berkomunikasi lagi karena kesibukan masing-masing”

Ada jeda ketika kami akhirnya tidak saling berbicara lagi. Aku hanya memandangi dasar kolam di depanku dan memperhatikan ikan-ikan di dalamnya berenang kesana kemari, ketika Heechul oppa tiba-tiba jongkok berlutut di samping kursi rodaku.

“Yoonkyu-ah, apakah kau mau berjanji padaku?”

“Berjanji? Berjanji untuk apa oppa?”

“Berjanjilah padaku kau akan menjalani operasi lagi. Berjanjilah kau akan sembuh dan akan menari denganku suatu saat nanti ketika semuanya sudah memungkinkan.”

Aku terdiam mendengar permintaan Heechul oppa. Tidak pernah kusangka seorang Heechul Super Junior dengan semua keunikan dan keanehan yang dimilikinya memintaku untuk menari bersamanya. Tatapan matanya memandang tepat pada kedua bola mataku. Mata Heechul oppa yang sayu dan penuh arti membuatku tergetar.

“Apakah oppa bersungguh-sungguh?”

“Tentu saja aku bersungguh-sungguh. Malam ini setelah acara konser selesai kami akan langsung kembali ke Seoul. Sebelum berangkat aku akan menemuimu untuk memastikan kau mau dioperasi atau tidak. Aku akan kembali tahun depan bersama yang lainnya untuk mengadakan konser di Osaka lagi. Dan aku ingin kau ada di sana nanti, di atas panggung bersama kami terutama menari bersamaku. Apakah kau bisa berjanji padaku?”

“Wae oppa? Mengapa kau ingin aku berjanji padamu?”

“Aku ingin memastikan bahwa kau kan baik-baik saja dan menetapkan hatiku untuk mengenalmu lebih jauh.”

Mendengar jawaban dari Heechul oppa membuat jantungku berdetak tak beraturan. Heechul oppa ingin mengenalku lebih jauh, apa maksudnya ini semua. Kami baru saja bertemu dan saling mengenal hanya dalam sehari. Apakah hanya karena penyakitku Heechul oppa jadi menaruh perhatian padaku. Apakah ini hanya sekedar rasa kasihan?

“Jangan menatapku seolah aku ini orang jahat yang hanya kasihan padamu. Aku tulus padamu Yoonkyu-ah. Pertimbangkanlah semua yang ku katakan. Aku masih ingin melihat tarian hebatmu dan menari denganmu. Bukankah itu impianmu?”

“Nde oppa, tapi…”

“Jangan kau kubur mimpimu. Aku akan mewujudkannya untukmu, asalkan kau mau berjanji semua hal tadi padaku. Ahh…satu lagi, selama aku di Seoul dan kau di sini, setiap seminggu sekali kirimkan satu kartu pos padaku dengan gambar yang berbeda. Ceritakan bagaimana perasaanmu setiap hari dalam waktu seminggu. Dan aku juga kan membalas untuk kartu pos yang kau kirimkan dengan isi yang sama.”

“Wae…kenapa harus kartu pos sih oppa? Bukankah sekarang alat komunikasi sudah sangat canggih? Lagipula kartu pos akan memakan waktu lama untuk samapai di negara lain?”

“Apakah kau tidak mau? Aku hanya ingin memahami apa yang kau rasakan untuk bisa lebih mengenalmu. Aku ingin bisa memahami apa yang sedang kau lakukan, dan apa yang sedang kau rasakan. Aku akan sangat sibuk jadi mungkin akan sangat sulit menghubungiku. Jika ada waktu akulah yang akan menghubungimu Yoonkyu-ah. Bagaimana, apakah kau bersedia? Dengan menerima kartu posmu setiap minggu aku akan senang untuk terus berharap tahun depan cepat datang dan kita bisa bertemu lagi untuk mewujudkan janji kita”

Pandangan mata kami hanya saling bertemu dan menatap lekat lagi…aku hanya bisa menganggukkan kepalaku tanda setuju. Bibirku terasa kelu karena terlalu bahagia dengan apa yang kudengar saat ini. Tanpa sadar air mataku terjatuh lagi saat Heechul oppa memelukku. Pelukan yang sangat hangat dan penuh ketulusan. Dalam hatiku seakan ingin menjerit “Oppa, saranghae....joengmal saranghae”

*****

~Kim Heechul POV

Konser malam ini pun berakhir dan saatnya aku harus segera pergi ke rumah sakit sebelum kembali ke Seoul. Masih ada waktu dan ternyata member yang lain juga ingin ikut denganku. Malam ini Yoonkyu harus memberikan jawaban kepadaku apakah dia mau untuk dioperasi lagi atau tidak. Tuhan, meskipun aku bukanlah pemeluk agama seperti semua manusia di dunia, tapi aku percaya bahwa Engkau ada. Izinkanlah Yoonkyu untuk bertahan.

“Aoi chan, kenapa Yoonkyu tidak ada di kamarnya?” tanyaku ketika melihat Aoi chan duduk di bangku ruang tunggu pasien.

“Dia ada di dalam ruang operasi sekarang Heechul-sshi. Dia memutuskan untuk mau dioperasi lagi. Yoonkyu ingin bisa mewujudkan impiannya menari bersamamu. Dan kembali sehat saat tiba waktunya untuk bisa menari bersamamu.”

“Benarkah?” sesaat aku tertegun, ketika mengetahui Yoonkyu memutuskan untuk menjalani operasi tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Apakah semua akan baik-baik saja? Semoga Yoonkyu bisa bertahan.

“Aoi chan, aku tidak bisa menunggu lama, bisakah kau sampaikan pada Yoonkyu jika sudah sadar nanti bahwa aku datang ke sini? Aku dan yang lainnya harus kembali ke Seoul malam ini juga. Aku sangat ingin menemaninya, tapi apa boleh buat jadwal kami dan manajer kami tidak mengijinkanku untuk tinggal lebih lama. Pastikan dia baik-baik saja ne? Aoi chan aku percayakan dia padamu.”

“Nde Heechul-sshi, aku akan menjaganya. Dan pastikan kau menepati janjimu tahun depan” ucap yoeja itu membuatku ingat janjiku pada Yoonkyu.

“Nde, aku berjanji padamu. Aku akan menunggu kabarnya nanti. Annyeong..Aoi chan”

“Sayounara Heechul-sshi”

*****

Setahun kemudian…
Seoul, Juni 2010

Hari ini, seperti biasanya, ramalan cuaca selalu tepat. Hujan mengguyur Seoul sejak pagi. Tapi tidak seperti biasanya, aku yang begitu membenci hujan, hal ini tidak terlalu menggangguku sekarang. Perasaan gusar dan heran bercampur aduk tak menentu. Sudah dua minggu ini kartu pos dari Yoonkyu belum sampai di tanganku.

Sebulan sejak Yoonkyu berhasil dengan operasinya, secara rutin dia mengirimiku kartu pos seperti permintaanku, dan akupun akan selalu membalas semua kartu pos darinya. Pada setiap kartu pos yang dikirimkannya selalu disertai sebuah foto sesuatu yang dia lakukan. Selalu tersenyum dan tidak pernah terlihat lelah. Aku menjadi sangat yakin jika dia baik-baik saja.

Perlahan tapi pasti, seiring berjalannya waktu, lewat semua tulisan tangannya yang indah, lewat semua kata-kata yang dia kirimkan, lewat ekspresi wajahnya lewat foto-foto yang dia kirimkan hatiku telah jatuh pada sosok Yoonkyu sebagai yoeja yang sangat menawan. Perasaannya murni dan setiap hal yang dituliskannya dalam semua kartu pos itu tampak sangat jujur dan polos.

Pada 2 kartu pos terakhir dia bahkan bercerita tentang perasaannya yang bahagia karena hari yang dinantikan akan tiba. Yaitu hari untuk bertemu denganku. Lusa Super Junior akan mengadakan world tour yang salah satunya akan diadakan di Osaka. Namun sudah dua minggu ini aku belum menerima selembar pun kartu pos yang biasanya sampai di tanganku pada akhir minggu. Mungkinkah karena kita akan bertemu jadi Yoonkyu berhenti mengirimiku kartu pos.

“Seperti yang sudah disepakati tahun lalu, khusus untuk Heechul-sshi akan menggunakan penari talent pilihannya sendiri. Itu artinya Heechul-sshi akan bertanggung jawab dengan koreonya bersama sang penari juga mendiskusikannya dengan stage director untuk penampilan mereka. Baiklah ini jadwal kalian untuk lusa. Tolong untuk dicermati.” Manajer Kim menjelaskan tentang jadwal yang disusun dalam rangka world tour di Osaka sambil membagikan jadwal kepada semua member dan staf SM Entertainmen yang akan terlibat nanti.

“Manajer Kim kenapa nama Cho Yoonkyu tidak ada? Bukankah sudah aku katankan aku kan memakai dancer talent pilihanku sendiri?”

“Mianhe Heechul-sshi, sesuatu yang belum bisa dikonfirmasi tidak akan kami cantumkan dalam jadwal. Pihak Yoonkyu-sshi belum dapat dihubungi. Kau bisa mengganti penari talentmu sebelum lusa. Apakah itu mungkin? Atau kami akan mempersiapkan penari untukmu?”

“Andwe…aku hanya akan menari bersama Yoonkyu. Akan kupastikan dia bisa dan akan kukonfirmasi sendiri. Aku akan memberitahumu nanti” sahutku kesal pada manajer Kim yang seharusnya sudah sepakat untuk mencantumkan nama Yoonkyu dalam daftar penari talent yang akan ikut dalam konser di Osaka.

Apa-apaan ini, kenapa semua hal yang terjadi hari ini sangat membuatku resah. Kartu pos Yoonkyu yang tak kunjung datang serta tidak bisa dikonfirmasinya Yoonkyu untuk tampil bersamaku, oke ini menjadi semakin aneh bagiku. Mungkinkah sesuatu terjadi pada Yoonkyu. Tidak mungkin, karena kita sudah sama-sama berjanji. Aku juga belum memberitahunya bahwa aku mencintainya sekarang. Ini adalah kejutan untuknya saat kami bertemu nanti.

“Hyung, kau ingat Aoi chan? Kakak angkat Yoonkyu-sshi?”

“Nde, waeyo kau bertanya padaku Donghae-ah?”

“Sepertinya aku melihatnya di lobi bawah” kata-kata Donghae mengejutkanku.

“Aoi chan ada di Seoul?” tanyaku meyakinkan diri sendiri. Sebenarnya ada apa ini, kenapa Aoi chan ada di Seoul. Aku segera bergegas menuju lobi di lantai satu. Perasaanku mulai tidak tenang dan ini membuatku sangat gugup dan gelisah.

“Aoi chan, apa yang kau lakukan di Seoul?”

“Heechul-sshi, akhirnya aku menemukanmu di sini. Aku sedang mengunjungi sepupuku yang tinggal di Seoul.”

“Yoonkyu, apakah dia baik-baik saja?” ucapku tergesa-gesa memberondongi Aoi chan dengan pertanyaanku.

“Hmm..Heechul-sshi, apakah kau punya waktu sekarang? Aku ingin mempertemukanmu dengan seseorang di Busan.”

“Busan? Nugu ya?”

“Kau juga nanti akan tahu. Aku baru bisa memberitahumu nanti. Jika kau bersedia, bisakah kita pergi sekarang? Uhmm..ajaklah salah satu atau dua orang dari teman-temanmu di Super Junior untuk turut serta.”

“Sebenarnya ada apa Aoi chan, mengapa tiba-tiba ada sesuatu yang membuatku curiga?”

“Tenanglah Heechul-sshi, pokoknya kau akan tahu jika sudah tiba di sana. Ini permintaan Yoonkyu”

Aoi chan menjelaskan bahwa ini adalah permintaan Yoonkyu aku harus ke Busan. Tapi untuk apa? Apakah dia ada di Busan dan ingin bertemu denganku? Tapi mengapa aku harus membawa dua member Super Junior juga? Semua pertanyaan ini membuatku hampir mati penasaran. Aoi chan hanya menutup mulutnya dan tak pernah bicara di sepanjang perjalanan menuju Busan. Donghae dan Leeteuk hyunglah yang menemaniku bersama pergi ke Busan. Entah apa maksud semua ini, aku hanya mengikuti apa yang dikatakan Aoi chan.

Di luar masih hujan deras. Setelah turun dari mobil, dengan berbekal payung di tangan kami, Aoi chan mengajakku dan yang lain menyusuri jalan desa di daerah Busan. Kami tiba di sebuah rumah tua yang memiliki sebuah pekarangan luas dan ditumbuhi pohon-pohon sakura yang indah. Selain itu bunga dandelion liar tumbuh membentuk seperti pagar hidup di sekitar pekarangan itu. Tampak beberapa bocah kecil sedang bermain dan berlari kejar-kejaran di bawah guyuran hujan di halaman rumah itu.

“Sebenarnya dimanakah ini Aoi chan?” tanyaku bingung.

“Ini adalah panti asuhan tempat dimana Yoonkyu dibesarkan sampai usia remaja.”

“Apakah Yoonkyu ada di sini?”

“Ne, dia ada di sini dan ingin bertemu denganmu” tampak kesedihan di wajah Aoi chan saat menyebut nama Yoonkyu.

“Sebelum kau bertemu dengannya, bisakah kau menerima ini? Yoonkyu menitipkannya padaku, ini semua untukmu Heechul-sshi”

Aoi chan menyerahkan sebuah kotak kardus berukuran sedang padaku. Aku semakin tidak mengerti dengan semua yang dilakukan Aoi chan dan kata-katanya tentang Yoonkyu. Dengan ragu-ragu kubuka kotak itu. Kotak itu berisi berlembar-lembar kartu pos, sebuah boneka putih yang sedikit tampak kusam, dan beberapa barang pernak-pernik lainnya termasuk foto-foto.

Saat kuperiksa satu-satu benda-benda tersebut aku tersentak kaget. Semua kartu pos dalam kotak itu adalah kartu pos yang aku kirimkan padanya, foto-foto dalam sebuah album adalah foto-fotoku yang aku kirimkan dan beberapa adalah foto setahun yang lalu. Foto-foto yang diambilnya saat aku tidak tahu. Kapan dia bisa mengambil semua foto-foto ini. Sebuah boneka kecil berwarna putih agak usang yang dikatakannya sebagai teru teru boozu, boneka penangkal hujan juga ada di sana.

“Aoi chan ini semakin membuatku tidak mengerti. Apakah maksudmu yang sebenarnya membawa aku ke sini. Bukankah kau bilang Yoonyku ingin bertemu denganku? Dimana dia, antarkan aku padanya sekarang” ucapku mendesak Aoi chan.

“Nde Heechul-sshi. Ikutlah denganku ke halaman belakang rumah ini. Dia di sana menunggumu.”

Aku bergegas menuju halaman belakang bangunan panti asuhan itu. Tampak beberapa pohon ek tua yang basah dan meneteskan air hujan dari sela-sela daun dan rantingnya membuat tanah disekitar tempatku berpijak basah dan membentuk genangan-genagan air. Tidak kulihat siapa pun di sana. Tidak ada Yoonkyu yang kucari. Hanya sebuah gundukan tanah dengan nisan yang bertuliskan: Di sini terbaring dengan damai Cho Yoonkyu, 22 Januari 1987 – 8 Juli 2009 .

Payung yang kugenggam jatuh seketika. Tubuhku yang basah oleh guyuran hujan lemas dan jantungku terasa seakan berhenti berdetak. Terjatuh berlutut di samping pusara yang basah karena hujan, air mataku tak sanggup lagi kubendung. Rasa sakit, rasa sedih, rasa kehilangan dan duka bercampur menjadi satu.

“Wae…Yoonkyu-ah, kenapa kau tidak menepati janjimu. Tangisku pecah semakin menjadi dan tubuhku bergetar hebat karena kesedihan yang tak dapat kubendung. Kugenggam erat boneka teru teru boozu, berharap dia tidak akan menghentikan hujan untukku saat ini. Karena aku hanya ingin menangis dan tidak ingin orang lain melihat air mataku. Berharap air hujan akan bisa meluruhkan kepedihan dan rasa sakit yang kurasakan.

“Teru teru boozu, jebal…jangan kau hentikan hujan ini. Agar air mataku tak kan terlihat oleh Yoonkyu-ku dan juga siapa pun.”

*****

*Author POV

Heechul tertidur di mobil setelah mabuk dan menghabiskan berbotol-botol soju. Donghae dan Leeteuk sengaja diajak karena Aoi tahu bahwa Heechul pasti akan melampiaskan semua kepedihannya dengan minum.

“Aoi chan apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Leeteuk kepada Aoi saat mereka dalam perjalanan kembali ke Seoul.

“Yoonkyu meninggal sebulan setelah operasi dilakukan. Terdapat kebocoran dari bekas operasi lama yang kemudian menyebabkan nyawanya tidak tertolong lagi.”

“Tapi bukankah setiap minggu Heechul menerima kartu pos yang dikirimkan Yoonkyu padanya”

“Kartu-kartu pos itu aku yang mengirimkannya atas permintaan Yoonkyu. Selama sebulan di rumah sakit, setiap saat dia menulis dan mengambil fotonya sendiri, kemudian dia persiapkan untuk dikirimkan pada Heechul. Dia sangat detail menandai tanggal saat dia harus mengirimkan kartu pos. Tapi, dua minggu yang lalu kartu pos yang seharusnya dikirim sudah habis dan aku yakin ini saatnya memberi tahu Heechul-sshi tentang semuanya. Yoonkyu meminta aku untuk membawa jasadnya untuk dimakamkan di tempat dia dibesarkan. Tolong berikan ini pada Heechul-sshi nanti. Dia pasti baik-baik saja setelah membaca ini. Dan aku berharap Heechul-sshi bisa melalui ini semua” Aoi memberikan sepucuk surat yang dibungkus amplop berwarna pink soft kepada Leeteuk.

*****

“Oppa, saat kau membaca surat ini aku pasti sudah tenang di surga. Oppa jangan bersedih untukku, karena aku bahagia. Mianhe oppa, aku tidak bisa memenuhi semua janjiku padamu. Tapi aku benar-benar bahagia bisa bertemu dan merajut harapan bersamamu. Oppa, kuhadiahkan teru teru boozu padamu, karena aku tahu oppa tidak suka hari hujan. Gantunglah dia di luar jendela kamarmu, dan oppa akan melihat esok hari yang cerah. Karena aku akan memohon langsung pada teru teru boozu di sini agar hujan tidak akan menyusahkanmu lagi. Oppa.. apakah kau tahu jika aku sangat mencintaimu? Saranghae, oppa….hiduplah dengan bahagia, karena aku akan selalu ada bersamamu, di dalam hatimu.”

Heechul melipat surat yang sudah berulang kali dibacanya, kemudian beranjak dari tempatnya duduk. Sayup-sayup terdengar alunan piano dari lagu yang akhir-akhir ini sangat sering diputarnya, My Immortal. Heechul berdiri di ambang jendela kamarnya, mengantungkan sebuah boneka kecil berwarna putih, boneka teru teru boozu.

I wrote your name in the sky
But the wind blew it away
I wrote your name in the sand
But the wave washed it away
I wrote your name in my heart
And forever it will stay

“Yoonkyu-ah, nado saranghae…saranghanta….sarangheyo…” bisiknya sambil memandang hujan deras yang turun membasahi kota Seoul.

~END~

*oneechan = ounnie (kakak perempuan dalam bahasa Jepang)

my FB : Lhara del successLy
twit : @LharakyuELF

^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar